Selasa, 11 Desember 2012

Perbedaan Antara Promosi Perpustakaan Dengan Pemasaran Perpustakaan




 

PENDAHULUAN

Perpustakaan dan kegiatan pemasaran adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Perpustakaan memerlukan kegiatan pemasaran untuk menjual produknya yang berupa jasa layanan perpustakaan sesuai dengan permintaan pengguna. Sedangkan promosi bertugas untuk memberi informasi jasa layanan perpustakaan kepada pengguna.
Promosi perpustakaan adalah suatu strategi dalam suatu proses pemasaran produk barang / jasa dalam suatu linkup pasar yang bertujuan untuk mengkomunikasikan tentang informasi dari suatu produk yang ditawarkan oleh produsen dalam hal ini adalah perpustakaan dengan pengguna.
 Karena proses pemasaran jasa layan perpustakaan kegiatannya hampir sama  dengan promosi perpustakaan, pemasaran perpustakaan kadang disalah artikan sebagai promosi perpustakaan. Inilah yang akan dibahas dalam makalah ini, perbedaan persepsi amtara pemasaran perpustakaan dengan promosi perpustakaan.



PERSEPSI  PEMASARAN  PERPUSTAKAAN  DAN  PROMOSI  PERPUSTAKAAN

Pemasaran secara umum dapat didefinisikan sebagai sebuah proses suatu produsen untuk mengetahui keinginan akan barang atau jasa yang diperlukan oleh konsumen dan  menyediakan permintaan dari keinginan konsumen tersebut dengan strategi tertentu untuk dipertemukan menjadi sebuah transaksi. Dalam dunia perpustakaan juga dikenal dengan adanya pemasaran perpustakaan yang dapat didefinisikan sebagai proses suatu perpustakaan menyediakan dan menciptakan produk yang dibutuhkan oleh pengguna yang berupa jasa layanan (produk) dengan strategi tertentu. Setelah disediakan jasa layanan tersebut kemudian perpustakaan mencoba untuk melayankannya dan hal itu berarti telah terjadi transaksi berupa pelayanan jasa perpustakaan.
Dalam proses pemasaran perpustakaan tersebut perpustakaan memiliki strategi-strategi tertentu. Diantara salah satunya adalah promosi perpustakaan yang dapat didefinisikan sebagai suatu proses dalam pemasaran yang berupa pengkomunikasian antara penawaran jasa perpustakaan (produk) dengan permintaan atau kebutuhan pengguna. Sehingga posisi promosi perpustakaan adalah sebagai salah satu dari strategi dalam pemasaran perpustakaan dan bukan dari induk atau inti dari pemasaran perpustakaan. Promosi perpustakaan adalah bagian dari salah satu strategi pemasaran perpustakaan yang tidak seharusnya dianggap sama karena pada intinya promosi perpustakaan hanya mengkomunikasikan produk jasa layanan dengan pengguna dengan tujuan agar mempengaruhi pengguna untuk menggunakan produk jasa perpustakaan.
Perbedaan mendasar antara konsep pemasaran perpustakaan dengan konsep promosi perpustakaan adalah pada tujuannya. Konsep pemasaran perpustakaan bertujuan untuk mengetahui kebutuhan pengguna dan berusaha untuk menyediakan produk layanan jasa perpustakaan untuk dipertemukan dalam sebuah transaksi pelayanan, sedangkan konsep dari promosi perpustakaan adalah pengkomunikasian antara penawaran produk jasa perpustakaan antara penawaran produk jasa layanan perpustakaan dengan pengguna perpustakaan yang bertujuan untuk mempengaruhi penggunaan produk bukan transaksi pelayanan.


KESIMPULAN

Persepsi yang salah mengenai apa yang dimaksud dengan pemasaran perpustakaan dengan promosi perpustakaan dapat dihindari apabila pemasar dan pelaku promosi perpustakaan dapat memahami dengan baik konsep dari keduanya. Kedua konsep tersebut memang agak terlihat sama jika dipandang dari pengamatan keunggulan produk. Pemasar perpustakaan dan pelaku promosi perpustakaan sama-sama mengetahui temtang keunggulan produk perpustakaan dibanding dengan keunggulan para pesaingnya. Namun kedua konsep tersebut akan terlihat berbeda apabila dilihat dari segi strategik. Konsep promosi merupakan bagian dari strategi pemasaran saja sedangkan konsep pemasaran merupakan keseluruhan dari strategi organisasi perpustakaan dalam perkembangan dan persaingan organisasi.
Untuk membedakan anatara pemasaran perpustakaan dengan promosi perpustakaan kunci paling dasarnya adalah kita mengetahui masing-masing dari kedua konsep tersebut.

Postingan ini disalin dari makalah tugas mata kuliah Informasi Dalam Konteks Sosial tahun 2011

Kamis, 24 Mei 2012

PUSTAKAWAN SEBAGAI SALAH SATU AGEN MANAJEMEN INFORMASI


INFORMASI

Tiga elemen penting dalam proses masuknya informasi ke dalam diri manusia menurut Wersig:
1. Informasi merupakan sebuah kebutuhan yang mengisi kekosongan tertentu dalam tubuh manusia dalam kondisi manusia tersebut memiliki pengetahuannya (dasar)
2. Informasi merupakan suatu yang berada diantara sumber eksternal dan “tempat kosong” di dalam pikiran manusia
3.   Informasi  terjadi  pada saat manusia memindahkan suatu dari sumber eksternal ke dalam pikirannya (informasi bukan berada dalam sumber eksternal tersebut).

Dari ketiga elemen di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan manusia didapat dari proses yaitu dari proses mencari informasi dan kemudian akan diolah dengan pengetahuan awal manusia dan akan dikeluarkan menjadi informasi baru.
Informasi yang telah diolah oleh seorang individu jika dikondisikan penyajiannya kepada individu lain atau sebuah kelompok tertentu akan menjadi sebuah akan terdapat umpan balik yang kemudian dipelajari kembali dan hal tersebut berulang berkali-kali yang akhirnya menjadi sebuah koordinasi untuk kedua individu maupun koordinasi suatu kelompok. 



MANAJEMEN INFORMASI

Dalam suatu organisasi semisal suatu perusahaan atau instansi, informasi merupakan bagian yang berharga dalam penyelenggaraan organisasi. Informasi juga merupakan suatu keunggulan bersaing pada tiap organisasi yang bersaing yang berguna untuk kepentingan internal organisasi maupun kepentingan eksternal organisasi. Untuk itu merupakan suatu hal yang penting untuk memanajemeni/mengelola informasi dalam sebuah organisasi bahkan informasi menjadi suatu aset tersendiri untuk suatu organisasi. Karena perannya yang sangat penting maka banyak pihak yang menyediakan layanan penyediaan informasi dan salah satunya adalah pustakawan.

Secara umum pengertian dari manajemen informasi adalah keseluruhan tentang memperoleh informasi yang tepat, dalam bentuk yang tepat, diberikan kepada orang yang tepat, dengan biaya yang tepat, pada saat yang tepat, tempat yang tepat, untuk melakukan hal yang tepat.
Fairer-Wessel memandang manajemen informasi sebagai perencanaan, pengelolaan, pengarahan dan pengawasn informasi dalam suatu proses terbuka (yaitu organisasi). Menurutnya manajemen informasi mencakup berbagai hal mencakup penggunaan teknologi dan teknik untuk mengelola aset dan sumber daya informasi (perangkat sistem informasi) dan teknik (misal pemetaan informasi pada strategi organisasi). Informasi yang bersumber dari internal dan eksternal organisasi dikelola sedemikian rupa sehingga terjadi dialog dan pemahaman yang efektif untuk mengambil suatu keputusan dalam suatu masalah organisasi. Hal ini akan menjadikan tercapainya suatu tujuan, sasaran yang terdapat dalam perencanaan startegis maupun operasional dapat tercapai dengan baik. Dengan demikian menjadi sangat penting fungsi dari manajemen informasi bagi suatu organisasi maupun perorangan dalam melakukan kinerjanya. Diharapkan pustakawan melalui perpustakaakn dapat mendukung akan kebutuhan dan pentingnya manajemen informasi tersebut sesuai dengan fungsi pustakawan.



PUSTAKAWAN DAN PERANNYA SEBAGAI AGEN MANAJEMEN INFORMASI

Salah satu peran perpustakan yang didalamnya terdapat pustakawan pada awal kemunculannya adalah untuk memberikan akses informasi pada penggunannya yang kemudian  informasi yang diberikan dikonversikan oleh para penerimanya (pengguna) kepada pengetahuan dan kearifan. Hal tersebut adalah peran utama perpustakaan dan pustakawan, namun pada era sekarang tugas pustakawan tidak hanya pada hal tersebut di atas tetapi juga dituntut untuk menerapkan manajemen informasi dengan sebaik-baiknya guna kinerja penggunanya dalam suatu organisasi/ instansi. Dalam hal manajemen informasi perpustakaan yang di dalamnya terdapat pustakawan harus  dapat memberikan pelayanan berupa pemberian informasi yang tepat untuk pengguna yang tepat disaat yang tepat dengan format yang tepat pula. Pengguna yang merupakan anggota atau bagian dari organisasi / instansi mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Pada era pengetahuan saat ini pustakawan dalam perpustakaan sebagai bagian dari agen manajemen informasi harus dapat mengakses informasi sumber daya informasi dalam berbagai bentuk, dalam disiplin apapun. Pustakawan sebagai bagian dari agen manajemen informasi harus memiliki kemampuan untuk memberikan sarana dalam proses pencarian berbagai informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Salah satu kinerja pustakawan untuk menyediakan berbagai informasi adalah dengan adanya penerbitan katalog perpustakaan atau bibliografi, dan itu adalah merupakan suatu kinerja pustakawan yang menjadi bukti turut sertanya dalam manajemen informasi. Dengan adanya peran pustakawan dalam manajemen informasi diharapkan pengguna sebagai anggota atau bagian dari organisasi / instansi terpenuhi akan kebutuhan informasi mereka yang kemudian mereka olah dengan pengetahuan mereka yang kemudian menjadi informasi baru yang bernilai guna bagi kepentingan organisasi / instansi mereka.